Oleh: Abi Ananda Rasyid | Februari 21, 2007

Muhasabah-1


Menyusur Jejak-Jejak Malam Taipei (1) 

10 September 2006 pukul 20.50 pesawat China Aillines CI678, akhirnya mengakhiri kepak sayapnya di Chiang Kai Shek Aiport. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan aku keselamatan dalam terbangku kali ini. Ini kesekian kalinya aku menjejakn kali di negeri seberang untuk menuntut ilmu. Setelah keluar pesawat bergegas aku menuju Imigration Chek Point dan baggage claim. Aku teringat kalau aku belum ruku dan sujud waktu petang dan malam. Ada rasa yang berbeda dengan negeriku dan negeri tempat aku menuntut ilmu sebelumnya. Kesan hampa dalam hati. Tak terdengar lantunan kalimat thayybah, tak terlihat tempat-tempat bersujud. Dalam hati, Ya Tuhanku, inilah jalan yang Engkau pilihkan untukku, mantapkanlah hatiku untuk menapakkan kaki di dunia yang asing bagiku. Masukannlah aku dengan cara yang benar, dan kelurkanlah aku dengan cara yang benar pula, dan berikanlah aku kekuatan dari sisi-Mu.

Kira-kira pukul 24.00 aku memulai babak baru dalam kehidupan, harus tinggal sendiri di asrama yang tampak asing bagiku. Karena lelahnya, setelah merendahkan kepalaku menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba, aku harus membaringka badanku. Akupun tak kuasa bangkit untuk meyusur jejak-jejak malam pertamaku di dunia baruku. Padahal Dia sudah memerintahkan aku untuk bangkit untuk kemuliannku sendiri. Fajar akupun terbangunkan dengan meraba-raba, apakah sudah waktunya? Akupun merasa hampa. Tak terdengar lantunan irama yang memanggil aku untuk menundukkan kepalaku seperti di negeriku. Tak ada ruku, sujud, dan bangkit bersama-sama. Aku hanya bisa sendiri. Biasanya aku lakukan bersama dengan isteri dan dua anakku, menengadahkan tangan bersama memohon kepada-Nya. Melantunkan kalimat-kalimat-Nya setelah itu, membuat hatiku tenteram.

Hari-hari telah aku lewati detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, dan bulan pun berganti hingga bertemu bulan kemuliaan. Jejak-jejak malam mulai aku telusuri. Bulan yang mulia telah memaksa aku untuk menyusur jejak-jejak malam mencari kemuliaan. Bukankah Dia telah menjanjikan tempat yang mulia? Ada apa dalam jejak-jejak malam ini? Sedemikian mulianya jejak-jejak malam ini hingga akupun dipaksa menyusurinya? Akupun tidak pernah tahu, ada apa dalam jejak-jejak malam ini.

… Nexttime……


Tanggapan

  1. just one sentence “jadikan shalat dan sabar sebagai penolongmu”..

    semoga studinya dimudahkan… salam hangat dari yogya…

    saya ario muhammad (Sipil UMY angktan 05)..
    sekarang sedang prepare penelitian untuk KOMPEMA UMY.. judulnya..
    “KAJIAN NILAI KEPADATAN TANAH DAN
    CBR LABORATORIUM, TERHADAP STABILISASI TANAH CAMPURAN
    KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK”…

    Judul ini.. juga ane majuin.. karena sering baca jurnal ilmiahnya bapak.. mohon bantuannya.. mungkin punya data/ referensi tentang motion ini.. please contact me at ario_ph@yahoo.com… or http://www.almuhandis.wordpress.com...
    syukron..
    maaf jika merepotkan…

    wss…………

  2. only one sentence “jadikan shalat dan sabar sebagai penolongmu”..

    semoga studinya dimudahkan… salam hangat dari yogya…

    saya ario muhammad (Sipil UMY angktan 05)..
    sekarang sedang prepare penelitian untuk KOMPEMA UMY.. judulnya..
    “KAJIAN NILAI KEPADATAN TANAH DAN
    CBR LABORATORIUM, TERHADAP STABILISASI TANAH CAMPURAN
    KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK”…

    Judul ini.. juga ane majuin.. karena sering baca jurnal ilmiahnya bapak.. mohon bantuannya.. mungkin punya data/ referensi tentang motion ini.. please contact me at ario_ph@yahoo.com… or http://www.almuhandis.wordpress.com...
    syukron..
    maaf jika merepotkan…

    wss…………


Tinggalkan Balasan ke ario Batalkan balasan

Kategori